Manusia
itu biangnya lupa. Termasuk aku yang mungkin hampir saja menjadikan lupa
sebagai kebiasaan sehari-hari. Bukan hanya karena banyak kegiatan,
keteledoranku dalam mengalokasi waktu juga terasa buruk.
Seperti
halnya hari ini. Banyak sekali kegiatan yang kulakukan. Mulai dari kuliah,
mengejar waktu untuk revisi makalah, belum lagi tugas susulan dari dosen lain. Ilusi
menjadi mahasiswa funky di dalam
persinetronan Indonesia itu tabu, maya, sangat tidak nyata. Mana bisa mahasiswa
yang kerap begadang seperti kami, belum lagi berkegiatan dalam lingkup sosial,
atau sekedar nongkrong bareng tetap membuat kami menjadi manusia yang cantik
tanpa kantung mata. Mustahil. Ya, mungkin saja. Semua bisa dilakukan, maksudku
mempercantik diri di sela kesibukan. Ah, tapi aku masa bodoh. Ingat memakai
bedak dan gincu saja sudah untung-untungan.
Kembali
ke bagaimana aku keteteran hari ini. Tepat setelah kuliah, kira-kira saat itu
pukul dua sore, aku lanjut berangkat kepanitiaan dalam acara pekan olahraga dan
seni fakultasku. Di sisi yang lain, seharusnya aku berkumpul dengan komunitas
jurnalistik fakultas juga. Mana yang lebih aku prioritaskan? Ah, ini bukan
masalah prioritas, mestinya. Lebih ke kegiatan mana yang kuingat sebagai
jadwalku hari ini. Dan aku hanya mengingat kalau aku menjadi panitia porsefak.
Sampai
acara hari itu selesai pukul lima kalau tidak salah ingat, kemudian aku pulang
ke kos dan merebahkan badan ke kasur kesayangan, aku mulai teringat sesuatu. Nyatanya
sesuatu itu sangat mengganjal, menganggu pikiranku pada saat itu.
Oh
iya! Seharusnya aku ikut perkumpulan jurnalis, kan? Aku lupa? Ya, sudah biasa.
Bukan
menyepelekan. Tapi aku mengejek diriku sendiri. Masalah sepele seperti itu saja
aku lupa, apalagi kalau hal yang lebih besar. Tungu, tunggu, sepele? Ah, aku
salah lagi. Ini bukan perkara sepele. Sekian dari pengalamanku, hal yang
kusepelekan malah menjadi bumerang bagiku.
Menyesal?
Tentu.
Ya
untung saja panitia komunitas baik hati masih mau menerima pelupa dan bandel
sepertiku. Masih mau menerima alasan aneh yang sering aku utarakan pada mereka.
Satu hal yang aku pegang adalah aku harus berusaha berkomitmen terhadap apa
yang aku pilih. Termasuk membalas mereka yang sudah berbagi kebaikan kepadaku.
-to
be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar