Kamis, 18 Mei 2017

Selasa, 16 Mei 2017



Masih tentang aku yang bergelut dengan tugas. Entah sejak kapan rasanya tugas itu seperti kekasih sendiri, selalu datang walau dalam keadaan apa pun.

Tapi hari ini kampus memberi wejangan untuk libur karena semua gedung di fakultas bahasa dan seni dipergunakan untuk tes SBMPTN. Itu lho, tes masuk perguruan tinggi, kalau kamu tidak tahu. Tapi bukan itu yang ingin aku bahas.

Perkara apa yang aku lakukan hari ini adalah kegiatanku mengerjakan tugas vidio dari dosen mata kuliah Pembelajaran Inovatif. Kemarin sempat pusing dengan pembelajaran ini perkara ada selisih antar anggota kelompok.

Maklum saja, kelompokku isinya rata-rata perempuan. Ya, aku juga perempua. Tapi aku tidak seribet mereka. Misalnya saja mempermasalahkan dialog, lokasi pengambilan vidio, belum lagi pembahasan dalam vidio itu, masih diperdebatkan antar anggota kelompokku. Padahal saat itu kami sedang diburu waktu. Kesal bercampur lelah.

Akhirnya selasa itu kuputuskan untuk menyelesaikan semua tugas. Membatalkan semua janji –––termasuk janji temu dengan unit kegiatan mahasiswa fotografi––– demi menyelesaikan tugas agar anggota kelompokku tidak mengoceh.

Saat vidio selesai diedit, aku meneruskan diri bersantai sejenak. Melihat drama Korea dengan segelas air bening. Jangan harap ada kopi atau sekedar es teh manis di kos. Pada pukul dua belas siang saja aku masih belum mandi. Istilah anak sekarang, aku sedang mager atau kepanjangannya adalah malas gerak. Jadi ya malas keluar kamar.

Setelah hampir tertidur dan vidio drama itu terus berputar, aku langsug bangun dan mandi di sore hari itu juga. Sedikit berkemas dan membersihkan diri, aku merasa lapar. Lalu aku ingat uangku hanya tersisa beberapa lembar ribuan saja. Bahkan tak sampai sepuluh ribu. Sampai lapar menyerang di malam hari. Tak mau ambil pusing, aku ganjal dengan bakpao seharga tiga ribuan. Tak tahunya ketika tengah malam, lapar masih gencar menyerang. Untung saja ada mi instan, lalu aku rebus minya dan aku makan sampai habis. Setelah itu aku putuskan untuk tidur setelah mengetik sebuah cerita pendek di ponselku.

Esoknya aku bangun. Tapi kenapa aku lapar lagi? Aku dilema. Ketidakinginanku untuk bergerak mengambil nasi atau sekedar membeli makanan di sekitaran tempat kos ternyata berpengaruh terhadap perutku yang semakin meronta-ronta.


-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar