Masih tentang aku yang bergelut dengan tugas. Entah sejak
kapan rasanya tugas itu seperti kekasih sendiri, selalu datang walau dalam
keadaan apa pun.
Tapi hari ini kampus memberi wejangan untuk libur
karena semua gedung di fakultas bahasa dan seni dipergunakan untuk tes SBMPTN. Itu
lho, tes masuk perguruan tinggi, kalau kamu tidak tahu. Tapi bukan itu yang
ingin aku bahas.
Perkara apa yang aku lakukan hari ini adalah
kegiatanku mengerjakan tugas vidio dari dosen mata kuliah Pembelajaran
Inovatif. Kemarin sempat pusing dengan pembelajaran ini perkara ada selisih
antar anggota kelompok.
Maklum saja, kelompokku isinya rata-rata perempuan. Ya,
aku juga perempua. Tapi aku tidak seribet mereka. Misalnya saja
mempermasalahkan dialog, lokasi pengambilan vidio, belum lagi pembahasan dalam
vidio itu, masih diperdebatkan antar anggota kelompokku. Padahal saat itu kami
sedang diburu waktu. Kesal bercampur lelah.
Akhirnya selasa itu kuputuskan untuk menyelesaikan
semua tugas. Membatalkan semua janji –––termasuk janji temu dengan unit
kegiatan mahasiswa fotografi––– demi menyelesaikan tugas agar anggota
kelompokku tidak mengoceh.
Saat vidio selesai diedit, aku meneruskan diri
bersantai sejenak. Melihat drama Korea dengan segelas air bening. Jangan harap
ada kopi atau sekedar es teh manis di kos. Pada pukul dua belas siang saja aku
masih belum mandi. Istilah anak sekarang, aku sedang mager atau kepanjangannya adalah malas gerak. Jadi ya malas keluar kamar.
Setelah hampir tertidur dan vidio drama itu terus berputar,
aku langsug bangun dan mandi di sore hari itu juga. Sedikit berkemas dan
membersihkan diri, aku merasa lapar. Lalu aku ingat uangku hanya tersisa
beberapa lembar ribuan saja. Bahkan tak sampai sepuluh ribu. Sampai lapar
menyerang di malam hari. Tak mau ambil pusing, aku ganjal dengan bakpao seharga
tiga ribuan. Tak tahunya ketika tengah malam, lapar masih gencar menyerang. Untung
saja ada mi instan, lalu aku rebus minya dan aku makan sampai habis. Setelah itu
aku putuskan untuk tidur setelah mengetik sebuah cerita pendek di ponselku.
Esoknya aku bangun. Tapi kenapa aku lapar lagi? Aku dilema.
Ketidakinginanku untuk bergerak mengambil nasi atau sekedar membeli makanan di
sekitaran tempat kos ternyata berpengaruh terhadap perutku yang semakin
meronta-ronta.
-to be continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar