Ini mungkin akan menjadi hari paling melelahkan
dalam satu minggu ke depan. Hari ini adalah puncak penutupan pekan olagraga dan
seni di fakultas. Aku menjadi salah satu panitia bagian dekorasi dan
dokumentasi. Panitia sempat keteteran. Lelah bercampur emosi sudah melekat dan
melebur bersama keringat semua orang.
Hari itu uang mingguanku sudah habis. Aku memutuskan
untuk pulang ke rumah setelah menyelesaikan pembuatan sertifikat. Seharian aku
tidak menyatap nasi. Saat sampai di rumah, aku membeli sekaleng minuman panas
dalam rasa lemon.
Dan tahukah kamu? Hal itu adalah sebuah kesalahan.
Benar, panas dalamku memang sembuh, tapi penyakit
lambungku kumat. Perihnya perut saat itu terasa begitu nyeri. Ya namanya orang
buru-buru, lapar, bingung, jadi aku hanya memikirkan bagaimana dahagaku hilang
tanpa memusingkan apakah minuman itu berdampak pada tubuhku.
Setelah makan sore, aku langsung kembali ke Surabaya
lagi. Untung jarak rumahku dan kampus hanya berkisar satu jam perjalanan. Aku berada
di kampus tepat setelah adzan maghrib. Acara dimulai setelahnya. Aku kembali
memotret beberapa momen dengan kamera pinjaman. Aku tidak punya kamera sendiri.
Acara berjalan lancar. Ada hiburan musik yang
mengagumkan dari sembilan jurusan di dalam fakultas bahasa dan seni ini. Dari acara
malam ini, aku tersadar betapa berbakatnya orang-orang di sekitarku. Mereka
terlihat hebat dengan gitar, lagu, dan juga kostum yang melekat pada diri
mereka semua. Yang pada saat kesehariannya terlihat biasa saja, bahkan tidak
terhitung dikenal banyak orang, malam itu mereka menampilkan sesuatu yang luar
biasa. Tentang siapa mereka ketika melebur bersama apa yang mereka sukai, yang
mereka kuasai, dan menjadi dunia mereka.
Sempat kali itu aku merasa iri. Bagaimana aku bisa
seperti mereka? Melayang dalam asa di duniaku sendiri. Menikmati alur musik
yang merasuk dalam raga. Menciptakan seni yang akhirnya melekat pada para
penikmatnya. Syahdu dan menghadirkan damai.
Ah, lupakan! Aku harus banyak belajar. Cukup untuk
hari ini. Lelah menggelayuti ragaku. Mataku tak sanggup terjaga lebih lama. Esok
jika ada kesempatan, akan aku ceritakan kembali mengenai pengalamanku yang
lain. Terima kasih sudah mau membaca.
-the end-